Notion : Does Second Account Makes You Happy ?

dionbonam // manobnoid
3 min readAug 28, 2021

Di Era teknologi 4.0 ini, Social Media menjadi suatu hal yang penting baik secara pribadi maupun profesional. Rasa Penting ini dirasakan oleh semua orang yang memiliki keterikatan dengan social media, terlebih lagi (jika kita kerucutkan paramaternya) kaum millenials.

Terdapat trend yang sepertinya banyak diikuti oleh para millenials, yaitu kepemilikan akan akun kedua atau second account.

Tetapi, sebelum melanjutkan pembahasannya, saya akan memberikan disclaimer bahwa tulisan ini tidak bertujuan untuk menyudutkan pihak siapapun, dan tulisan ini ditujukan sebagai penambah refrensi dalam hal bertingkah laku di Social Media.

Kemunculan Facebook pertama kali, dan diikuti oleh Twitter dan Instagram, nampaknya mulai merubah peta Social Media. Dari Facebook kita belajar untuk menghubungkan diri kepada dunia luar, dan berbagai hal lainnya yang juga diberikan oleh Platform Social Media lainnya.

Satu yang saya amati kemudian adalah trend membuat akun kedua. Jujur, saya juga tidak terlalu mengikuti awal perkembangan trend ini, tetapi di awal tahun 2016 saya baru tahu, bahwa hampir semua teman saya memiliki akun kedua.

Mungkin kalian yang membaca ini akan melihat berbagai artikel yang membahas tentang akun kedua sosial media ini, mulai dari kenapa banyak anak muda yang mempunyai dua akun hingga implikasinya terhadap kesehatan mental orang — orang tersebut, tetapi disini saya tidak akan membuatnya terlihat sangat luas, tetapi saya akan mencoba untuk menariknya ke scope yang lebih kecil.

Saya menyadari bahwa banyak dari mereka yang menggunakan dua akun di Social Media mereka dikarenakan mereka ingin di akun kedua tersebut hanya berisi teman — teman yang mereka anggap dekat. Tetapi, berdasarkan pengalaman saya, “teman — teman” yang mereka anggap dekat mungkin adalah 5–6/10 temannya di Akun pertama. (yang mungkin dapat mereka mute buat list close friend saja)

Saya percaya millenials adalah mereka yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Tetapi, seringkali mereka berpikir jauh kedepan, sehingga kadang meninggalkan beberapa tanda tanya atas tindakannya. Sekali lagi, saya tidak bermaksud untuk meninggung atau menyudutkan pihak manapun.

Saya yakin bahwa ada berbagai hal lain yang mendasari kenapa banyak orang yang menggunakan dua akun social media, misalnya seperti tempat untuk menaruh karya — karyanya (mungkin agar personal dan karyanya dapat terpisah), atau tempat untuk meletakkan berbagai Behind The Scenes moment, atau berbagai hal lainnya.

Tetapi, dengan memiliki dua akun dalam ber-sosial media, kita dihadapkan pada kenyataan bahwa memang dunia sedang mengalami perubahan. Kita dihadapkan dengan tampilan orang yang sangat “perfect” dan tanpa cacat, tetapi tetap memiliki ego “imperfect” untuk diberi makan. Kemudian, kita juga melihat beberapa aksi lempar batu sembunyi tangan.

Kita sering melihat beberapa trend, misalnya di Twitter, dimana orang sering menggunakan akun kedua, ketiga atau akun kesekiannya, untuk menyerang atau mungkin membuat penuh kolom comment di twitter, dan mungkin kita beberapa kali melihat di televisi, bagaimana orang — orang yang terlihat sangar di Social media, ketika dihadapkan dengan dunia nyata terlihat sangat lemah dan seringkali diikuti dengan pernyataan minta maaf dan tangis.

Walapun, nanti kebiasaan memiliki dua akun dapat dihilangkan, tetapi apakah dengan memfilter teman — teman yang kita anggap dekat di social media itu sudah cukup, Beberapa waktu yang lalu, kita melihat artis muda yang terkena “masalah” karena teman dekatnya. Kemudian muncul pertanyaan, apakah teman di Social Media juga Semu ?

Apakah Akun kedua membuat kita senang ? Jika anda cermat menggunakannya, anda mungkin akan melihat kesenangannya, tetapi kita tahu hal itu jarang terjadi.

Yah, apapun yang terjadi, semoga kalian bijak menggunakannya.

Ciao.

--

--